Ketua Dekranasda dan Ketua Dharma Wanita Kolaka Utara Tampil Elegan dalam Parade Budaya

Istri Penjabat Bupati Kolaka Utara, Ir. Hj. Nina Harini Yuniarti, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), bersama dengan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Kolaka Utara, Suriana Taupik, S.Pd., MM., mengenakan busana adat tenun Patowanua dengan begitu elegan dalam parade budaya pembukaan Sultra Tenun Karnaval (STK) pada Sabtu (2/12). Acara tersebut diselenggarakan disamping pelataran MTQ dan menjadi ajang untuk memamerkan kekayaan budaya lokal.

Kegiatan STK ini diperingati dalam rangka Hari Tenun Nasional (HTN) dan dibuka secara resmi oleh Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara, Komjen Pol (Purn.) Dr. (H.C) Andap Budhi Revianto, S.I.K., MH. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari hingga Minggu (3/12). Dalam tema “Legenda Sulawesi Tenggara,” setiap daerah Kabupaten dan Kota di Sulawesi Tenggara menampilkan pakaian adat masing-masing sebagai representasi dari keberagaman budaya yang dimiliki.

“Tenun bagi saya bukan hanya selembar kain, namun sebuah karya seni yang erat berkaitan dengan pengetahuan budaya, kepercayaan, lingkungan hidup, dan sistem organisasi sosial masyarakat,” ungkap Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa setiap daerah di Sulawesi Tenggara memiliki pola dan arti tersendiri yang menggambarkan harmoni dalam keberagaman. Penjabat Gubernur menyatakan bahwa tenun juga memiliki potensi ekonomi yang tak terpisahkan dari identitas budaya Indonesia. “Pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota di Sulawesi Tenggara bertekad untuk menjadikan potensi ekonomi dari tenun sebagai kekuatan ekonomi yang berkelanjutan,” harapnya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Kolaka Utara, Dr. Ir. Sukanto Toding, M.SP., MA., menegaskan bahwa partisipasi Kolaka Utara dalam STK adalah kesempatan untuk memperkenalkan produk Tenun khas daerahnya yang mencerminkan keunikan Bumi Patowanua. “Ini menunjukkan perhatian yang besar kita terhadap pelestarian budaya lokal sambil menggali potensi ekonomi yang relevan untuk daerah Kolaka Utara,” katanya.

“Seperti yang saya sampaikan pada Seminar Pengembangan Tenun Motif Tradisional Khas Kolaka Utara tanggal 05 November 2023 di Lasusua, saya yakin dan percaya bahwa tenun motif khas Kolaka Utara, bisa bersaing dengan tenun motif dari daerah lain, dengan catatan tenun motif khas Kolaka Utara tersebut nanti dikerjakan melalui sentuhan tangan-tangan trampil tentu dengan mengutamakan kualitas dan filosofi budaya yang mengacu pada artefak atau tinggalan budaya leluhur yang asli. Dan hari ini Alhamdulillah hasilnya sudah dapat kita lihat, dan semoga ini menjadi pemicu dan pemacu kejayaan tenun khas Kolaka Utara dimasa masa mendatang.”

oleh : Kominfo

0 Komentar

Belum ada komentar

Tinggalkan Balasan